Skip to main content

10 Januari 2019

Pagi-pagi bangun dengan suasana tidak menyenangkan. Hanya diam, istriku mempersiapkan bekal yang akan kubawa.
Dan setelah itu dia juga mempersiapkan barang yg akan kami bawa pulang ke kampung. Walau tak banyak yg ku lakukan, namun kubantu dia mempersiapkan semuanya. Ku bereskan semuanya agar bisa kubawa langsung sambil berangkat kekantor. Semua barang kubawa agar istriku bisa dengan tenang pulang kerumah mertua.

Telpon ku berbunyi, dari kakak yang sekedar menanyakan rencana kepulangan kami dan menitip oleh-oleh kue.

Namun ternyata ini menjadi alasan untuk kekesalan dan kemarahan nya kembali.
Dia marah karena aku tidak memberi tahunya. Dan dia kesal karena aku membelikannya kue titipannya. Oleh-oleh yang sengaja kubeli agar tidak membebaninya juga membuat nya marah karena awalnya aku tidak memberi tahukan kepada nya.

Dan kekesalannya berlanjut sampai aku pulang kerumah mertua. Aku diabaikan, pulang dengan penuh lelah, karena pekerjaan yg harus dikerjakan sebelum cuti.

Aku bingung harus bagaimana.

Semua yg akan dan apa yg kulakukan ternyata harus dibicarakan dahulu kepadanya. Aku tak bisa bertindak sendiri. Sebenarnya yang kulakukan itu agar istriku bisa tenang, hanya itu.

Comments